Para sahabat .. mungkin sering mengalami rasa kesal saat mengantri ternyata ada orang yang 'nyerobot' (mendahului-red) antrian. Kejadian seperti ini merupakan suatu peristiwa yang biasa terjadi di negeri kita. Terutama pada fasilitas-fasilitas umum seperti toilet umum, ATM dan sebagainya.
Kejadian ini saya alami juga beberapa hari yang lalu ketika di ATM. Merasa yakin bahwa masyarakat kita yang sudah mulai terpelajar, tentunya paham dan sadar akan budaya antri, saya santai saja mengantri. Tetapi ternyata saya salah, beberapa orang yang baru datang, dengan seenaknya saja menyerobot mendahului antrian. Rasa kesal, gondok bercampur jadi satu.
Di beberapa lembaga resmi seperti bank, kasir swalayan, dokter dan sebagainya memang budaya antri sudah mulai teratur, bahkan sampai memakai nomor antrian. Tetapi utamanya di fasilitas-fasilitas umum yang tidak ada penjaganya, budaya antri ini hampir jarang ditemukan. Padahal budaya antri ini juga mencerminkan tingkat martabat suatu bangsa.
Berbeda dengan bangsa-bangsa besar lainnya di luar negeri yang sangat memperhatikan budaya antri ini. Misalnya pernah saya membaca sebuah artikel yang menceritakan bahwa seorang guru di Australia pernah berkata: “Kami tidak terlalu
khawatir jika anak-anak Sekolah Dasar kami tidak pandai Matematika” kami
jauh lebih khawatir jika mereka tidak pandai mengantri.”
Kenapa bisa demikian, karena kita hanya perlu melatih anak selama 3 bulan saja secara intensif untuk bisa Matematika, sementara kita perlu melatih anak hingga 12 Tahun atau lebih untuk bisa mengantri dan selalu ingat pelajaran berharga di balik proses mengantri.
Tidak semua anak
kelak akan berprofesi menggunakan ilmu matematika kecuali tambah, kali, kurang dan bagi. Sebagian mereka anak menjadi Penari, Atlet Olimpiade,
Penyanyi, Musisi, Pelukis dan sebagainya. Biasanya hanya sebagian
kecil saja dari murid-murid dalam satu kelas yang kelak akan memilih
profesi di bidang yang berhubungan dengan Matematika. Sementara semua murid dalam satu kelas ini pasti akan membutuhkan Etika Moral dan
Pelajaran Berharga dari mengantri di sepanjang hidup mereka kelak.
Lebih jauh dijelaskan juga bahwa banyak sekali pelajaran berharga dari budaya mengantri tersebut, misalnya :
- Anak belajar manajemen waktu jika ingin mengantri paling depan datang lebih awal dan persiapan lebih awal.
- Anak belajar bersabar menunggu gilirannya tiba terutama jika ia di antrian paling belakang.
- Anak belajar menghormati hak orang lain, yang datang lebih awal dapat giliran lebih awal dan tidak saling menyerobot merasa diri penting..
- Anak belajar berdisiplin dan tidak menyerobot hak orang lain.
- Anak belajar kreatif untuk memikirkan kegiatan apa yang bisa dilakukan untuk mengatasi kebosanan saat mengantri. (di Jepang biasanya orang akan membaca buku saat mengantri)
- Anak bisa belajar bersosialisasi menyapa dan mengobrol dengan orang lain di antrian.
- Anak belajar tabah dan sabar menjalani proses dalam mencapai tujuannya.
- Anak belajar hukum sebab akibat, bahwa jika datang terlambat harus menerima konsekuensinya di antrian belakang.
- Anak belajar disiplin, teratur dan kerapihan.
- Anak belajar memiliki "Rasa Malu", jika ia menyerobot antrian dan hak orang lain.
- Anak belajar bekerjasama dengan orang-orang yang ada di dekatnya jika sementara mengantri ia harus keluar antrian sebentar untuk ke kamar kecil.
- Anak belajar jujur pada diri sendiri dan pada orang lain.
Pada artikel yang lain juga diceritakan bahwa di negara Jepang budaya antri sudah dididik dari sejak anak-anak di tingkat
pertama dia masuk dan bersosialisasi dengan orang lain. Biasanya ada daycare, anak sudah dibudayakan antri. sehingga apapun yang
dilakukan selalu melihat di depannya bahkan pada antrian yang mungkin lama
sampai bermeter-meter jauhnya. Tua-muda tak ada ampun.
Khusus untuk nenek yang sudah cukup berumur yang agak susah nahan pipis disediakan toilet khusus dissable aliaas area dengan gambar orang pakai
tongkat penyangga, ibu hamil, ataupun membawa anak-anak. Sehingga mereka
punya ruang khusus yang orang sehat tidak akan masuk pada toilet yang
ada gambar itu, dan ini tentu saja dipatuhi oleh penduduk Jepang.
Bagaimana dengan kita... ? sebagai bangsa yang besar dan beradab sudah seharusnya budaya antri kita tanamkan dan terapkan dalam kehidupan sehari-hari. Atau orang lain akan menganggap kita sebagai bangsa yang tidak beradab dan bermartabat.
Terima kasih sudah membaca artikel tentang Antri dong... jangan suka nyerobot.. dari Dagang Serabi. Jangan lupa diberi komentar ya..
Terima kasih sudah membaca artikel tentang Antri dong... jangan suka nyerobot.. dari Dagang Serabi. Jangan lupa diberi komentar ya..
Komentar anda sangat berarti bagi kami.